PTDirgantara Indonesia akhirnya memperlihatkan prototipe pesawat N219 di hanggar line assembly N219. PT Dirgantara Indonesia akhirnya memperlihatkan prototipe pesawat N219 di hanggar line assembly N219. Jumat, 26 November 2021; Cari. Network. Tribunnews.com;
Industri kedirgantaraan menjadi solusi bagi Indonesia untuk menjadi negara maju ke depannya. Hal itu karena dari hasil kajian dan penelitian, hanya industri pesawat terbang yang bisa memberi nilai tambah terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas pun meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan 2022-2045. Peta Jalan tersebut dapat menjadi panduan pelaksanaan kebijakan pembangunan untuk mewujudkan industri dirgantara nasional yang berdaya saing, serta membawa kemajuan, dan kesejahteraan Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, jika pemerintah ingin meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia secara konsisten, solusinya harus bisa mendorong PT Dirgantara Indonesia PT DI bersama seluruh pihak untuk mengembangkan pesawat terbang dalam negeri. Dari kajian yang dilakukan Bappenas dan pemangku kepentingan lainnya, kata dia, Indonesia harus mau belajar dari Amerika Serikat AS. Hal itu karena industri kedirgantaraan di AS menjadi industri dengan rata-rata upah terbesar kedua setelah sektor informasi dan teknologi IT. Atas dasar itu, Indonesia mau tidak mau harus membuat industri pesawat dalam negeri menjadi berjaya. Konsekuensinya, jika langkah itu berhasil maka pertumbuhan ekonomi tinggi bisa terus tercapai selama bertahun-tahun."Salah satu kunci kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang hanya bisa dengan peningkatan produktivitas. Tanpa peningkatan produktivitas, Indonesia tidak bisa tumbuh tinggi secara berkelanjutan untuk jangka panjang," katanya di acara Indonesia Development Forum IDF 2022 bertema 'Reviving The Aerospace Industries Through Sustainable Aircraft Project in Indonesia' di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali pada 22 November memaparkan, untuk mengembangkan tahapan industrialisasi di Indonesia, bisa dimulai dengan fokus kepada human capital intensive industry. Dia menyebutkan, jika pemerintah mampu mendorong industri pesawat terbang dalam negeri menggeliat maka industri terkait lainnya pasti ikut bergerak. Akibatnya, hal itu dapat menciptakan efek pengganda bagi perekonomian Indonesia. Menurut Amalia, terpenting juga adalah, pengembangan pesawat terbang buatan dalam negeri mendukung proses adopsi teknologi untuk meningkatkan produktivitas ekonomi Indonesia. Dia mengungkapkan, pengembangan industri kedirgantaraan sudah masuk ke dalam dalam Visi Indonesia 2045. Pada satu abad perayaan kemerdekaan RI nanti, sektor industri tersebut ditargetkan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi 26 persen produk domestik bruto PDB. Amalia menyadari, mengembangkan industri kedirgantaaraan bakal menghadapi besar. Sehingga persoalan itu tidak bisa diserahkan ke PT DI semata. "Ini harus kita kerjakan secara callaborative effort. Kalau kita ingin meningkatkan daya saing secara cepat dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara progresif paling penting, PT DI, pemerintah, akademisi, dan seluruh ekosistem kedirgantaraan harus bekerja sama bahu-membahu," kata Produksi PT DI Batara Silaban menyampaikan, pihaknya kini sedang mengembangkan pesawat N219 sebagai produk anak bangsa. Dia menegaskan, pesawat berkapasitas 19 penumpang tersebut betul-betul dari mulai proses merancang bangun, menjadi prototipe, hingga sertifikasi, dikerjakan oleh pegawai PT DI selaku putra-putri bangsa. "Sudah jelas N219 ini menjadi satu aircraft project kita me-reviving industri yang ada, menjadikan N219 satu ikon membangun industri kedirgantaraan," kata menerangkan, latar belakang PT DI mengembangkan N219 adalah untuk menjangkau daerah-daerah yang memang sulit diakses transportasi lain. Karena itu, desain N219 dikhususkan untuk menjangkau daerah perintis dan area pegunungan yang memiliki bandara minim fasilitas. "Desain N219 ini sesuai karakteristik kepulauan Indonesia. Selain konektivitas, N219 juga bisa untuk logistik di daerah perintis, konfigurasi juga bisa untuk pelayanan kesehatan dan bencana, serta sistem pertahanan, hingga mendukung industri pariwisata, bisa dikonfigurasi sesuai kebutuhan yang ada," ucap menyatakan, PT DI sudah mengidentifikasi dan memproyeksikan potensi kebutuhan pasar N219 di dalam negeri mencapai 131 pesawat. Angka itu terdiri 77 pesawat biasa dan 54 pesawat amfibi, yang bisa digunakan untuk pemerintah daerah pemda, sektor pertahanan, hingga kelembagaan. Batara bersyukur, PT Karya Logistik Indotama KLI sudah meneken kontrak pembelian 11 unit N219 saat perhelatan Indo Defence 2022. Pun TNI AD juga bakal memesan 10 unit dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Pemprov Kepri tiga kontrak di depan mata seperti itu, kata dia, PT DI tentu membutuhkan dukungan sumber pembiayaan agar bisa memenuhi pesanan. Jika masalah finansial terpenuhi, Batara yakin, PT DI dapat segera mengejar penerbangan pertama selama 24 bulan sejak sekarang atau dengan kata lain produk diserahterimakan pada medio 2024. Dia menegaskan, jika pesawat N219 benar terwujud maka bakal memuat kandungan lokal sekitar 44,96 persen, yang itu melibatkan 19 industri lokal penyuplai komponen. Menurut Batara, apabila produksi N219 sudah berjalan maka pemerintah menargetkan dalam jangka tingkat kandungan dalam negeri TKDN mencapai 60 persen. Atas dasar itulah, PT DI meminta dukungan agar proyek N219 bisa berjalan lancar. Sehingga, proses pengerjaannya mampu memberi dampak luar biasa bagi perkembangan industri terkait. "Ini bisa memberi value added bagi semua pihak," ucap Batara. Sementara itu, pakar penerbangan Ilham Habibie menyampaikan, teknologi kedirgantaraan sudah tergolong sebagai high tech. Meski begitu, ia berpesan kepada PT DI sebagai integrator perusahaan industri aviasi untuk mulai memperhatikan datangnya teknologi baru yang sedang dikembangkan di berbagai belahan dunia. Walaupun belum ada kepastian, kata dia, namun ke depannya, teknologi pesawat tidak hanya mengandalkan avtur. Ilham berpesan agar PT DI bisa mengikuti teknologi terkini untuk mengantisipasi perubahan di kemudian hari. Tujuannya agar Indonesia bisa ikut beradaptasi ketika teknologi terbaru digunakan dalam industri penerbangan dunia."Suatu ketika pesawat terbang nanti bisa terbang dan tinggal landas sepenuhnya dari tenaga listrik atau sebagian, apa full elektrik atau hibrida, atau sama sekali berubah konsep menjadi hidrogen sebagai bahan bakar. Membuat industri kita ramah lingkungan dan ramah iklim sebuah keniscayaan, bukan hanya dampak tapi harus kita kembangkan," kata Ilham. Cegah devisa keluarVice Chairman of CSE Aviation, Samudra Sukardi menjelaskan, Indonesia yang terdiri 270 juta penduduk dengan pulau memiliki sekitar 600 bandara airport dan lapangan terbang airstrip. Dengan kondisi seperti itu maka kehadiran pesawat terbang bisa difungsikan menjadi jembatan udara, karena setiap wilayah tidak terhubung satu sama lain. "Jembatan udara berarti transportasi udara. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi provinsi atau daerah itu perlu transportasi udara di seluruh wilayah Indonesia," kata Samudra. Dia menilai, Indonesia yang merupakan negara kepulauan membutuhkan satu pesawat penghubung feeder aircraft yang bertugas mengangkut penumpang dari kota kecil ke kota besar atau kota kecil ke kota kecil untuk dikumpulkan di kota besar. Sehingga, kehadiran pesawat N219 benar-benar menjadi sebuah kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Dengan hadirnya pesawat produksi PT DI maka dapat memasok kebutuhan dalam negeri yang cukup besar. Samudra menganggap, ukuran pesawat N219 yang sedang dikembangkan tersebut adalah hampir tidak memiliki pesaing di luar negeri, sehingga produknya dapat dengan mudah diserap pasar dalam negeri. "Ini pesawat sulit ditiru. Singapura saja sulit meniru, ini jadi unggulan, karena mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, baik negara maupun provinsi. Ini mencegah keluarnya devisa," kata Samudra. Dia mencontohkan, pemda di Papua selama ini membeli pesawat buatan luar negeri. Dengan begitu, ada uang yang keluar untuk pembayaran. Untuk itulah, pemda sebaiknya nanti membeli pesawat N219 untuk dioperasikan mengangkut penumpang atau barang di wilayah Papua. "Dalam rangka membangun jembatan udara diperlukan penyatuan kebijakan dari semua departemen terkait menjadi terintegrasi, mendukung kepentingan ekosistem industri, dan memprioritaskan produk N219 sebagai unggulan sehingga multiplier effect akan terjadi. Marketnya harus didorong Kemenhan, Bakamla, pemda, jangan sampai mereka malah beli keluar, karena devisa ya ikut keluar," kata untuk PapuaDirektur PT Aviasi Puncak Papua APP Samuel Resoeboen mengatakan, di Papua sebenarnya terdapat 700 airstrip. Hanya saja, baru sebanyak 300 airstrip yang terdatar dan punya sertifikat dari Kementerian Perhubungan Kemenhub. Sebagian besar airstrip itu dibangun penduduk setempat, yang lokasinya berada di pegunungan dan panjang landasan di bawah meter. Dia pun membagikan pengalaman ketika harus naik pesawat perintis di beberapa lapangan terbang di Kabupaten Puncak Jaya yang lokasinya sangat menantang. Marome Airstrip, misalnya berada di ketinggian kaki dengan panjang landasan 350 meter, Sinokla Airstrip di ketinggian kaki dengan panjang landasan 566 meter, dan Hukimo Airtsrip di ketinggian kaki dengan panjang landasan cuma 210 meter. Dia memaparkan, kondisi geografis Kabupaten Puncak Jaya yang terdiri 26 distrik dan 206 kampung berada di ketinggian meter. Akses masuk ke Kabupaten Puncak hanya bisa dilalui dengan pesawat. Jika memang PT DI bisa merampungkan N219 maka pasti pemda di Papua sangat tertarik untuk membelinya. Dengan begitu, perputaran uang di Papua tetap berada di wilayah NKRI. Pihaknya pun siap untuk mempromosikan pesawat buatan anak bangsa itu ke berbagai pemda di Bumi Cenderawasih. Konsekuensinya, Samuel mengatakan, Kemenhub dan PT DI harus membuat fasilitas maintenance, repair, and overhaul MRO di Papua. Hal itu agar proses perawatan pesawat bisa dilakukan tanpa perlu keluar pulau. Tidak hanya itu, Samuel mengaku, siap juga membantu memasarkan N219 ke negara tetangga yang lokasi geografisnya mirip dengan Papua. "Negara tetangga kami Papua Nugini juga butuh banyak pesawat kayak N219, kita bisa bantu jualan di sana. Buka MRO bengkel pesawat, banyak pesawat di Papua Nugini tidak ada apa-apa bengkel di sana, bisa datang ke kita untuk perawatan," kata lupa, Samuel mengingatkan, PT DI harus meminta izin kepada Kemenhub untuk melakukan uji terbang di Papua. Karena kalau N219 bisa berhasil melalui tes approval di Papua, ia meyakini, seluruh dunia akan berbondong-bondong membeli pesawat tersebut. Hal itu karena medan terbang di Papua sangat menantang dan bisa menguji ketangguhan pesawat."Karena memang kondisi begini, dia pesawat berhasil, semua orang tertarik, ini pesawat unggul. Kami punya tambahan empat provinsi baru dan pembangunan butuh pesawat lebih banyak, butuh pesawat kecil dan pasar N219 itu terbuka lebar," kata Samuel.
Dalamhal teknologi, terutama transportasi, Indonesia tak mau ketinggalan dengan negara lainnya. Hal ini dibuktikan dengan pembuatan pesawat N-219 buatan PT Dirgantara Indonesia. Prototipe pesawat terbang N-219 tersebut telah dibuat dan akan diluncurkan pada bulan Oktober mendatang. Pesawat bermesin dua tipe baling-baling itu telah dilengkapi dengan sistem
Laporan wartawan Fahdi Fahlevi JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro berharap pesawat N219 dapat mulai dikormesialkan pada tahun 2021 ini. Pesawat buatan dalam negeri ini diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia DI. Bambang juga berharap PT DI mampu memproduksi pesawat ini dalam jumlah yang lebih banyak. "Harapannya tahun ini, 2021, N219 sudah bisa diproduksi lebih banyak oleh PT DI dan dikomersialkan," ujar Bambang dalam Review Kinerja dan Outlook Kemenristek/BRIN di Graha Widya Bhakti Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu 27/1/2021. Baca juga Kemenristek Fokus Kembangkan Ventilator ICU Pertama di Indonesia untuk Pasien Covid-19 Pesawat N219 ini telah menyelesaikan proses sertifikasi dari otoritas penerbangan. Hal itu setelah pesawat N-219 menyelesaikan rangkaian pengujian sertifikasi dari Otoritas Kelaikudaraan Sipil Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara DKPPU Kementerian Perhubungan RI. "Untuk pesawat N219, sudah mendapatkan sertifikat dari Kemenhub. Di mana dari Kemenhub ini adalah sertifikat pertama yg diberikan bagi N219 ini adalah pesawat yg didesain Indonesia pertama yang mendapatkan sertifikasi terbang yang lengkap," ungkap Bambang. Seperti diketahui, PT DI mulai mengembangkan pesawat N219 pada 2010. Pembuatan N219 ini diharapkan dapat menggantikan pesawat perintis yang sebagian telah berumur. Desain pesawat mulai dibuat pada 2014 dan sejumlah komponen mulai diproduksi 2015.
PesawatN219 buatan PT Dirgantara Indonesia akhirnya mendapatkan Type Certificate setelah menjalani proses sertifikasi selama hampir 7 tahun. N-219 dinamai dengan Nurtanio untuk menghargai jasa Laksamana Muda Udara Anumerta Nurtanio Pringgoadisuryo, seorang perintis industri pesawat terbang Indonesia.
Sabtu, 3 Februari 2018 0716 WIB Prosesi pemberian nama pesawat N219 yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 10 November 2017. TEMPO/Subekti Iklan Jakarta -PT Dirgantara Indonesia mengebut pembuatan purwarupa kedua pesawat N219 pada Maret 2018. Menurut Chief Engineering PT DI Palmana Banandhi pembuatan pesawat purwarupa itu untuk mengejar sertifikasi pesawat yang ditargetkan tuntas pada akhir tahun ini."Kami dikejar target untuk bisa mengirimkan pesawat pada Februari 2019. Setidaknya sudah ada satu unit yang siap diserahkan," kata Palmana kepada Tempo, Jumat, 2 Februari mengatakan pesawat kedua N219 akan memasuki serangkaian pengujian guna mengejar tenggat terbang perdananya. PT DI membutuhkan dua unit pesawat N219 untuk menjalani uji terbang sebagai salah satu syarat mengantungi type certificate agar bisa diproduksi massal. Estimasi uji terbang yang harus dilewati adalah 350 jam terbang. "Kalau dengan satu pesawat waktunya cukup panjang, sehingga digunakan dua pesawat,” kata terbang itu akan tuntas dijalani pesawat purwarupa N219 Nurtanio pada Desember 2018 ini. Palmana mengatakan, PT DI juga menyiapkan dua pesawat tambahan lagi untuk menjalani uji struktur cycle fatigue Maskapai PT Pelita Air Service akan menjadi pembeli pertama pesawat N219 Nurtanio dan dijadwalkan diserahkan pada Juli 2019. "Rencananya Pelita Air Service menjadi First Launch Customer," kata Sekretaris Perusahaan PTDI Ade Yuyu Wahyuna dalam siaran persnya yang diterima Tempo, Jumat, 2 Februari pesawat itu berencana memulai produksi pesawat N219 bertahap. Awalnya ditargetkan dengan 6 unit pesawat per tahun. Selanjutnya dengan sistem automasi proses manufaktur akan ditingkatkan hingga menembus 36 unit pesawat ini, Jumat, 2 Februari 2018, pesawat purwarupa pertama N219 Nurtanio menjalani lagi uji terbangnya ke 14 di Bandara Husein Sastranegara. Chief Test Pilot PT DI, Kapten Esther Gayatri Saleh menerbangkan pesawat itu bersama Captain Adi Budi Atmoko. Dua orang Flight Test Engineer ikut serta dalam uji terbang itu yakni Yustinus Kus Wardana dan Adriwiyanto Onward Kaunang. Artikel Terkait Mulai Akhir Pekan Ini, PT Dirgantara Indonesia Gelar Factory Tour untuk Pelajar dan Umum 27 hari lalu Mengenal Nurtanio Pringgoadisuryo, Bapak Dirgantara Indonesia 22 Maret 2023 Pencarian Helikopter Polairud yang Hilang, Nelayan Belitung Timur Temukan Jok 27 November 2022 Ini 4 Personel dalam Helikopter Polairud yang Hilang di Perairan Belitung Timur 27 November 2022 Helikopter Polairud Hilang di Perairan Belitung, Pencarian Terkendala Cuaca Buruk 27 November 2022 Ilham Habibie dan PTDI Ungkap Teknologi Dirgantara 20-30 Tahun ke Depan 19 November 2022 Rekomendasi Artikel Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini. Video Pilihan Mulai Akhir Pekan Ini, PT Dirgantara Indonesia Gelar Factory Tour untuk Pelajar dan Umum 27 hari lalu Mulai Akhir Pekan Ini, PT Dirgantara Indonesia Gelar Factory Tour untuk Pelajar dan Umum PT Dirgantara Indonesia mengatakan kegiatan bisa menjadi salah satu destinasi wisata baru di Kota Bandung. Simak apa saja yang bisa dilihat. Mengenal Nurtanio Pringgoadisuryo, Bapak Dirgantara Indonesia 22 Maret 2023 Mengenal Nurtanio Pringgoadisuryo, Bapak Dirgantara Indonesia Nurtanio Pringgoadisuryo adalah sosok perintis dirgantara Indonesia. Pencarian Helikopter Polairud yang Hilang, Nelayan Belitung Timur Temukan Jok 27 November 2022 Pencarian Helikopter Polairud yang Hilang, Nelayan Belitung Timur Temukan Jok Pencarian helikopter Polairud yang hilang mulai menemukan titik cerah. Joknya ditemukan seorang nelayan. Ini 4 Personel dalam Helikopter Polairud yang Hilang di Perairan Belitung Timur 27 November 2022 Ini 4 Personel dalam Helikopter Polairud yang Hilang di Perairan Belitung Timur Helikopter Polairud yang jatuh di Perairan Belitung Timur membawa 4 awak. Pencarian akan dilanjutkan besok. Helikopter Polairud Hilang di Perairan Belitung, Pencarian Terkendala Cuaca Buruk 27 November 2022 Helikopter Polairud Hilang di Perairan Belitung, Pencarian Terkendala Cuaca Buruk Pencarian Helikopter Polairud yang hilang di perairan Belitung Timur terkendala cuaca buruk. Ilham Habibie dan PTDI Ungkap Teknologi Dirgantara 20-30 Tahun ke Depan 19 November 2022 Ilham Habibie dan PTDI Ungkap Teknologi Dirgantara 20-30 Tahun ke Depan PTDI mengaku diminta pemerintah untuk menguasai teknologi kunci pesawat tempur dari Korea Selatan. KLI Beli 11 Unit Pesawat N219 Buatan PT DI, Prabowo Ini Kebanggaan Buatan Anak Bangsa 4 November 2022 KLI Beli 11 Unit Pesawat N219 Buatan PT DI, Prabowo Ini Kebanggaan Buatan Anak Bangsa PT Karya Logistik Indotama PT KLI membeli sebanyak 11 unit Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia PT DI sebagai alat angkut penumpang. Airbus Hadir di Pameran Indo Defence, Sebut Indonesia Mitra Penting 1 November 2022 Airbus Hadir di Pameran Indo Defence, Sebut Indonesia Mitra Penting Selain paparkan teknologi pesawat dan helikopternya di Indonesia, Airbus unjuk kemampuan satelitnya mengambil gambar detail kawasan Monas dan Istana. Agenda G20 di Belitung Hadirkan Pesawat N219 dari Bandung 7 September 2022 Agenda G20 di Belitung Hadirkan Pesawat N219 dari Bandung Partisipasi pesawat N219 sekaligus memperkenalkan produk aeroplane Indonesia ke dunia internasional. Pemrpov Bangka Belitung mau beli. Mengenal Pesawat NC212i yang Dibicarakan Jokowi dengan Marcos Jr 6 September 2022 Mengenal Pesawat NC212i yang Dibicarakan Jokowi dengan Marcos Jr Pesawat NC212i multiguna generasi terbaru dari NC212
PesawatN219 resmi mengantongi Type Certificate yang diterima PT Dirgantara Indonesia dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Senin, 28 Desember 2020. Sertifikasi menunjukkan pesawat perintis yang dikembangkan PTDI bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tersebut telah memenuhi regulasi
Jakarta - Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia sebentar lagi akan mengudara. Sudah mengantongi sertifikat, pesawat ini akan diborong buat Perhubungan Kemenhub berminat untuk membeli pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia DI. Menteri Perhubungan Menhub Budi Karya Sumadi menyebut pesawat yang 100% rancang bangunnya dari Indonesia ini bisa mengintegrasikan daerah di Indonesia yang terdiri banyak pulau."Kami berencana membeli pesawat N219 untuk kegiatan kalibrasi, kami akan mendukung stakeholder perhubungan untuk menggunakan N219 yang kita harapkan dapat menjangkau daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan," kata Budi Karya seperti dikutip dari CNBC. Selain untuk keperluan kalibrasi fasilitas penerbangan, pesawat ini juga akan digunakan untuk kebutuhan daerah pariwisata, sehingga pihaknya tidak perlu lagi membangun banyak bandara di berbagai tempat yang harus memiliki landasan N219 ini diketahui bisa mendarat dengan landasan pacu sepanjang 700 meter saja, sehingga cocok sebagai angkutan perintis."Untuk daerah wisata sehingga tidak perlu bangun bandara yang menggunakan landasan pacu panjang. Itu dapat memberikan manfaat yang maksimal," Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara DKPPU Kementerian Perhubungan pesawat N219 dinyatakan memenuhi CASR Part 23 Airworthiness Standards for Aeroplanes in the Normal, Utility, Acrobatic or Commuter CategorySertifikasi pesawat N219 dilakukan oleh Ditjen Perhubungan Udara sejak 2014 lalu. Sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil PKPS bagian 21 atau Civil Aviation Safety Regulation CASR 21, masa sertifikasi berlaku selama tiga N219 ini pun sudah memiliki beberapa peminat. Selain Kemenhub, salah satunya adalah Pemprov Aceh yang sudah menyatakan diri berminat."Yang jelas kita komersil targetnya. N219 pasar komersil. Yang sudah pembicaraan dengan Pemprov Aceh yang berminat untuk menjadi yang pertama. Saya juga setelah selesai ini akan kontak lagi update dengan Pak Gubernur," pungkas Ade Yuyu Wahyuna, Direktur Niaga PTDI. Simak Video "Seru-seruan Berenang di Kolam Penginapan Sumbawa" [GambasVideo 20detik] wsw/wsw
Pesawatbuatan PT Dirgantara Indonesia dan LAPAN itu diklaim lebih unggul. Kamis, 12 November 2015 12:53:32 Pesawat perintis N219 buatan Indonesia siap mengudara Pesawat N219 ini merupakan pesawat komuter CASR 23 berkapasitas 19
JAKARTA - PT Dirgantara Indonesia semakin agresif memasarkan dan menggenjot produksi pesawat komersial perintis N219. Pasalnya, permintaan dan peluang penjualan pesawat perintis di dalam negeri meningkat Manager N219 Direktorat Teknologi dan Pengembangan PT DI Budi Sampurno menyebutkan ketertarikan pembelian N219 dari beberapa pihak seperti pemerintah daerah dan Kementerian Pertahanan menjadi pertimbangan utama penggenjotan produksi."Memang belum resmi ada kontrak. Kalau sudah, nanti kami akan mempertimbangkan peningkatan kapasitas produksinya. Saat ini, kapasitas produksi 12 pesawat per tahun. Kami menargetkan kapasitas produksi nantinya bisa mencapai 24 pesawat per tahun," ujar Budi pada Kamis 29/8/2013.Untuk menggenjot kapasitas produksi tersebut, Budi mengatakan akan mengubah sistem produksi dengan panelisasi yang diklaim mampu mempercepat produksi. Adapun ekspansi kapasitas produksi ini akan dilakukan secepatnya pada 2015. Budi memaparkan, harga pesawat perintis ini berkisar US$4,2 juta hingga US$5 juta bergantung pada variasi konfigurasi dan fitur operasional pesawat. Selain Kemenhan, pemerintah daerah Sulawesi Selatan, kata Budi, juga telah menyatakan minat pemesanan N219 untuk maskapai penerbangan lokal. Adapun hal ini membuat perusahaan masih akan fokus menggarap pasar dalam negeri."Khususnya di Indonesia Timur, pasarnya besar sekali. Pemerintah daerah membutuhkannya untuk menjangkau daerah terpencil. Seperti di Sulawesi, beberapa daerah merupakan penghasil kakao. Pesawat ini juga bisa dimanfaatkan untuk itu," lanjut PT DI telah menerima pesanan N219 sebanyak total 100 unit dari Lion Air pada tahun ini dan 20 unit dari PT Nusantara Buana Air NBA pada 2012. Perusahaan menargetkan pada akhir 2015 dapat melakukan uji coba terbang N219, dan pengiriman pertama ke pemesan pada satu keunggulan N219 adalah mampu melakukan take off dan landing pada landasan pendek yakni 450 meter. Selain itu, pesawat ini juga dapat mendarat pada landasan bukan aspal, seperti rumput. Pesawat ini berkapasitas 19 penumpang. Budi mengklaim N219 memiliki teknologi dan avionik yang mumpuni. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
TANJUNGSELOR, Koran Kaltara – PT Dirgantara Indonesia (DI) Persero menawarkan pesawat buatan anak bangsa berupa pesawat N219 untuk melayani penerbangan antar bandara perintis di wilayah-wilayah terpencil.. Presentasi tawaran dilakukan secara virtual belum lama ini, yang dihadiri langsung Bupati Bulungan, Syarwani. Bupati menyampaikan, tawaran kerja sama itu
Bandung - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN bersama PT Dirgantara Indonesia DI memulai pembuatan komponen pesawat N219. Tahapan produksi dimulai setelah pemotongan pertama bagian kokpit antara dua kaca pesawat di hanggar produksi PT DI, Jalan Padjajaran, Selasa, 9 September pesawat perintis berpenumpang 19 orang itu berada pada fase detail desain dan tooling design yang akan selesai pada Oktober 2014. "Rencananya pesawat akan diterbangkan pada Desember 2015, kemudian sertifikasi dan dipasarkan tahun depannya lagi," kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin seusai acara Penandatanganan MOU dan First Cutting Detail Part Manufacturing N219 di PT DI Jalan Padjajaran, Bandung, Selasa, 9 September 2014. Baca juga Habibie Kembangkan N-250 Jadi Pesawat R-80Thomas menuturkan LAPAN sebagai lembaga penelitian pengembangan teknologi penerbangan menjadi jembatan antara pemerintah dan industri, supaya industri penerbangan mengarah menjadi indutri mandiri. "Pengembangan N219 ini untuk mendukung penyediaan pesawat transportasi untuk daerah terkecil dengan keterbatasan geografisnya," itu, kata Thomas, pengembangan pesawat N219 juga untuk meningkatkan industri penerbangan dalam negeri. Untuk itu, LAPAN telah mengalokasikan anggaran dan melibatkan engineering di bidang aerodinamika, struktur, propulasi, navigasi, dan avionik untuk pesawat buatan anak bangsa ini."Dari segi perhitungan pasar, N19 ini lebih kompetitif. Sekarang ini waktu yang tepat mengembangkan pesawat jenis ini, khususnya untuk landasan lebih pendek seperti di Papua," katanya. Thomas berharap bisa unggul saat pengembangan jangka panjang, Thomas mengaku masih ada kendala dari ketersediaan anggaran secara nasional. Dana pengembangan untuk pesawat jenis baru ini hampir Rp 400 miliar-anggaran tahun ini sebesar Rp 300 miliar dan Rp 90 miliar untuk Direktur Umum PT DI Budi Santoso mengatakan pesawat N219 dibuat dengan permesinan yang sederhana, dengan tujuan menekan biaya produksi. "Tetapi nanti dijual semahal mungkin, jadi punya keuntungan untuk melanjutkan program itu," ujarnya. Baca Filipina Pesan Dua Pesawat PT Dirgantara IndonesiaPesawat perintis N219 didesain oleh 150 insinyur dalam negeri tanpa melibatkan tenaga asing. "Sekarang PT DI memulai lagi pengembangan pesawat setelah N250 sekitar 25 tahun lalu. Kali ini semuanya di desain oleh tenaga dalam negeri," LainTemui Mega, Risma Tak Bersedia Jadi Menteri Jokowi PKS Blunder Usung Pilkada Tak LangsungKetemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf
PesawatN219 Nurtanio menjadi harapan bangkitnya industri kedirgantaraan Indonesia yang telah melahirkan pesawat turboprog fly-by-wire pertama di dunia N250 Gatotkaca yang batal masuk jalur produksi akibat krisis ekonomi berat melanda Indonesia tahun 1998.
Kami ingin bekerjasama dengan PT DI," ujar Rusdi Kirana. indonesia; internasional; edukasi; english; Lion Air Siap Beli 50 Pesawat N219 Buatan PT DI. Senin, 12 Agustus 2013 - 17:24 WIB
lXdlJ7. gpyy5oh5hu.pages.dev/134gpyy5oh5hu.pages.dev/322gpyy5oh5hu.pages.dev/361gpyy5oh5hu.pages.dev/406gpyy5oh5hu.pages.dev/168gpyy5oh5hu.pages.dev/277gpyy5oh5hu.pages.dev/391gpyy5oh5hu.pages.dev/126
pesawat perintis n219 buatan pt dirgantara indonesia